Minggu, 22 November 2015

Idiocracy dan Kritik Sosial

Idiocracy adalah film Amerika Serikat tahun 2006 yang disutradai oleh Mike Judge, dan dibintangi oleh Luke Wilson dan Maya Rudolph. Film ini dirilis pada tanggal 3 September 2006 dengan durasi 84 menit. Dan menurut saya, film ini bener-bener film yang unpredictable bagi siapapun yg belum pernah nonton. Seperti halnya saya, walaupun genre film ini comedy saince fiction tapi saya tidak mau meraba-raba kalau isi film ini semuanya membahas tentang kemajuan teknologi yg semakin canggih. Justru saya mengira bahwa film ini bercerita tentang sebuah Negara dengan sistem kepemrintahan yang berbeda dengan kebanyakan Negara yang ada di dunia pada saat ini. kebetulan saya memang telat nonton film ini, dan baru menonton tahun kemarin. Padahal film ini dirilis oleh universal studio 8 tahun yang lalu.
Cerita dari film ini sebenarnya sederhana, penonton tidak harus spaneng saat menonton. Memang adegan pertama agak sedikit serius. Maklum lah, adegan pertama menayangkan proyek tentara yakni, hibernasi. Jadi hibernasi itu adalah kondisi ketakaktifan dan penurunan metabolisme pada hewan yang ditandai dengan suhu tubuh yang lebih rendah, pernapasan yang lebih perlahan, serta kecepatan metabolisme yang lebih rendah. Pada proyek yg pertama, para ilmuwan mampu membuktikan kepada petinggi para tentara bahwa proyek yang mereka kerjakan berjalan dengan sukses. Akan tetapi percobaan hibernasi itu baru pada hewan. Nah, karena proyek ini untuk kepentingan “pertahanan Negara” maka proses percobaan dianggap belum sempurna 100%. Baru setelah dilakukan uji kelayakan, Luke Wilson yang memerankan tokoh joe dan Maya Rudolph yang berperan sebagai Rita terpilih sebagai “tikus percobaan” hibernasi yang dilakukan para ilmuwan tersebut berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan. Waktu yang ditunggu-tunggu ahirnya datang juga, segera para ilmuwan menyuntikkan cairan ke dalam tubuh joe dan Rita. Kemudian tertidurlah mereka di dalam sebuah kapsul yang sudah dilengkapi peralatan canggih hingga akan bangun satu tahun kedepan. Namun ternyata proyek ini mengundang polemik dikalangan para pejabat Negara hingga Komandan tertinggi US. Army yang menjabat tersandung skandal korupsi dan tindakan tidak terpuji. Na’as bagi Joe dan Rita, bangunan yang digunakan untuk proyek percobaan hibernasi pun digusur dengan paksa tanpa ada seorang pun yang mengetahui bahwa ada sepasang manusia di dalam gedung percobaan tersebut. Kapsul pun dibuang, karena proyek tersebut memang bersifat hiden project. Proyek yang diperkirakan berdurasi hanya satu tahun nampaknya berubah begitu saja hingga berabad-abad lamanya. Perlu diketahui bahwa Joe dan Rita masuk ke dalam kapsul percobaan pada tahun 2005, nampaknya mereka merasa bingung dan keheranan ketika mereka keluar dari kapsul. Semuanya tampak aneh, kehidupan yang bener-bener tidak mereka kenali. Manusia tampak sangat liar, tak berperadaban walaupun kemajuan teknologi sudah sangat pesat. Orang berbicara dengan nada rendah (etika berbicara) dianggap sebagai gay, lingkungan yang kotor dan bangunan yang hampir roboh dibiarkan begitu saja tanpa ada yang peduli, kriminalitas dianggap wajar pada kehidupan yang baru mereka alami, dan satu hal yang membuat Joe kaget ialah manusia dimasa depan ternyata mempunyai daya intelejensi yang sangat rendah.
Pokoknya serba aneh lah, kaget juga. Kok ada ya, film yang mengisahkan keadaan masa depan dari sudut pandang moralitas seperti idiocracy?? Saya sempat tertegun, kenapa? Karena saya pernah memprediksi hal-hal tersebut di masa depan. Faktanya gejala kemunduran moral dan intelejensia sudah mulai terlihat disekeliling kita.  Pertama, kemajuan teknologi ternnyata hanya membuat manusia semakin tidak peduli dengan lingkungannya dan lebih asyik sendiri. Kedua, sudah tidak digunakan lagi budaya bertata krama dikehidupan kita. Dengan dalih sudah nggak jaman dan nggak demokratis ahirnya ditinggalkan begitu saja. Dulu, kita diajarkan untuk berbicara sopan didepan orang tua dan orang yang lebih tua  serta menghormati sesama. Lalu sekarang, orang tua dipanggil dengan panggilan “kamu”, anak-anak sudah berani mengatai orang tua dengan kata-kata yang tidak etis misalnya, asu. Dan masih banyak contoh lagi. Ketiga, anak-anak yang sedang mengenyam pendidikan bukannya belajar dan mencari ilmu malah asyik pacaran, nongkrong, pamer barang highclass, karaokean, nge-trip, dan gaya-gayaan. Heran, orientasi pendidikan diselewengkan begitu saja oleh mereka. Sekolah dan kuliah dijadikan prasyarat mencari pekerjaan, yaitu ijasah. Dan setelah itu, mereka menganggap bahwa mencari ilmu bukan lagi kewajibannya. dunia macam apa ini?? keempat,gigit sana gigit sini, membunuh, mencuri, dan membabat habis sesuatu yang bukan haknya sudah dianggap wajar dengan alasan “dunia sudah berubah”. Saya kira para pembaca punya argumen sendiri mengenai fakta-fakta yang mengarah pada kemunduran zaman yang tentu saja tidak bisa tertuliskan disini.
Untuk lebih jelas mengenai isi film “Idiocracy”, bisa dilihat sendiri. Dan saya jamin film ini akan membuat siapapun yang menonton terhibur walaupun dengan mengernyitkan dahi. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan perenungan untuk siapapun yang merasa bertanggung jawab atas semua kemunduran. Terima kasih!!!

Senin, 23 Februari 2015

"Bulldozer" Rapuh



Secara umum organisasi dikenal sebagai perkumpulan orang-orang yang mempunyai aktivitas tertentu, kegiatan tertentu, serta mempunyai prosedur yang jelas. eksis sejak masa penjajahan belanda, dimulai dari berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai pelopornya, organisasi muncul sebagai simbol kekuatan pribumi, simbol harapan pribumi, dan juga simbol semangat perjuangan masyarakat pribumi untuk mengusir para penjajah dari muka bumi nusantara. Lonceng genderang perang yang dibunyikan oleh para aktivis Boedi Oetomo terdengar oleh seluruh pemuda pribumi yang rindu akan kemerdekaan, kemudian bermunculanlah organisasi-organisasi yang sengaja didirikan oleh pemuda pribumi, yang tidak lain tujuannya ialah membebaskan rakyat pribumi dari pedihnya penindasan kolonial belanda. Sarekat Islam (SI), Indische Partij, ISDV, Muhammadiyyah muncul sebagai organisasi sekawan Boedi Oetomo yang bergerak dibidang yang berbeda namun tujuannya tetap sama. Puncaknya dari semua upaya ini ialah berkumpulnya pemuda-pemuda dari seluruh pelosok nusantara yang bertekad untuk selalu bersatu padu mengusir penjajah. Hingga menelurkan langkah konkretnya lewat sumpah pemuda dan diikrarkan oleh seluruh pemuda nusantara pada tanggal 28 Oktober 1928. Dari situlah pemuda Indonesia bahu membahu berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah demi mendapatkan kemerdekaan sejati. Perjuangan para pemuda Indonesia ahirnya mencapai garis finalnya saat presiden pertama Indonesia memproklamirkan Indonesia sebagai Negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, yang mana momen ini menjadi saat-saat yang menggembirakan bagi rakyat Indonesia seluruhnya.
Secara definitif organisasi dipahami sebagai sekumpulan orang yang mempunyai visi, misi, dan tujuan yang sama, yang diakui secara legal, ditandai dengan adanya AD/ART yang mengaturnya. Pada tahun 1965, organisasi mahasiswa berperan penting dalam penggulingan rezim Orde Lama yang dbantu oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). dan berperan penting juga dalam penggulingan rezim Orde Baru yang dikenal otoriter dalam kekuasaanya pada tahun 1998. Inilah gambaran organisasi pada beberapa dekade yang lalu, dikenal sangat kritis, berani, berkualitas, serta berwawasan luas, Hingga membuat para penguasa merinding ketika mendengarkan teriakannya.
Ada hal yang sangat mencolok ketika kita membicarakan perbedaan organisasi mahasiswa sekarang dan jaman dulu, Hal yang sangat mencolok itu bisa kita lihat dari proses pengkaderan. Menurut persepsi penulis, proses pengkaderan yang dilakukan oleh para pegiat organisasi mahasiswa jaman dulu lebih menekankan pada penanaman mengenai hakikat sebuah organisasi, yaitu sebagai media aktualisasi para pegiat yang bernaung di dalamnya. artinya para pengkader benar-benar menanamkan nilai-nilai ke-organisasiannya dalam hal ini, jelas itu dikarenakan dengan dilakukannya upaya pengkaderan seperti di atas mampu membenahi paradigma dan orientasi para anggota barunya. Setelah hal tersebut dilakukan dengan tuntas barulah proses pengkaderan masuk dalam ranah selanjutnya yaitu pendidikan dasar, inilah gerbang utama menuju status keanggotaan yang sah dalam sebuah organisasi, setelah dilakukan verifikasi terlebih dahulu.
Sebenarnya organisasi dikenal sebagai bulldozer, yang mampu meruntuhkan bangunan yang kokoh. Organisasi menjelma sebagai bulldozer karena dihuni oleh para kader yang kuat dalam berpikir kritis, kuat dalam membaca kondisi, kuat dalam wawasan keilmuannya, kuat dalam menyuarakan keadilan, kuat dalam keberpihakannya akan kebenaran,serta kuat persekawanannya, sehingga sekokoh apapun bangunan ketidakbenaran dan ketidakadilan pasti akan runtuh dan hancur. Ini Cuma gambaran organisasi pada zaman pra reformasi, jadi untuk para pejabat yang sedang berkuasa hari ini, jangan takut. Karena organisasi pada hari ini tidak lagi menjelma sebagai Bulldozer kuat dan gagah, tetapi bulldozer rapuh. mungkin alasan usia menjadi faktor utama hilangnya kekuatan dan kegagahan tersebut. “bulldozer” pada hari ini sudah berkarat dan rentan rusak, bahkan tidak layak pakai. Selain faktor utama, ada faktor yang lain yang menjadikannya tidak layak pakai, yakni mesinnya sudah mati, inilah yang terparah. Bagaimana mungkin sebuah bulldozer bisa menjalankan fungsinya kalau seperti itu.
Ketika kita melihat fakta yang terjadi hari ini, rasanya begitu miris. Organisasi memang sebuah hal yang positif, terlebih pada hari ini banyak dari mahasiswa maupun para pemuda penerus bangsa yang bergabung. Namun ketika mereka tidak bisa menjalankan sebuah organisasi, maka apa jadinya Negara ini kalau nantinya dipimpin para pemuda-pemuda yang seperti itu. Menjalankan organisasi yang kecil dan tidak seberapa saja mereka sudah banyak merengek, apalagi organisasi yang skalanya lebih besar, bahkan benar-benar besar yakni sebuah Negara. Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dalam sebuah pidatonya berkata; “berikan aku sepuluh pemuda, kelak akan ku guncangkan dunia”. sepuluh pemuda itu yang punya kemauan kuat dan mau untuk dikader, bukan mereka yang merengek seperti bayi minta makan.

Jumat, 17 Oktober 2014

kajian semantik sederhana



Homonim adalah kata yang pengucapan dan penulisannya sama akan tetapi mempunyai arti/makna yag berbeda.
Contoh :
-          di kutub utara terdapat banyak sekali beruang
-          banyak orang yang beruang seringkali lalai untuk membayar zakat
kata beruang diatas mempunyai makna yang berbeda, dari kalimat pertama beruang berarti hewan yang hidup di kutub utara. Sedangkan beruang yang terdapat pada kalimat kedua berarti orang yang mempunyai banyak uang.
Homofon berasal dari  kata homo yang bermakna sama, dan fon (phone) yang bermakna bunyi. Jadi homofon adalah kata yang pengucapannya sama, namun tulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
-          Massa aksi yang menentang kebijakan kenaikan BBM mengadakan long march dari monas hingga ke bundaran HI
-          Miroslav klose menjadi top skor sepanjang masa di piala dunia mengalahkan rekor yang selama ini dipegang oleh ronaldo
Perhatikan kata massa dan masa, pengucapan dari dua kata tersebut sama namun tulisan serta maknanya berbeda. Massa mempunyai arti masyarakat, sedangkan masa mempunyai arti waktu.
Homograf atau homograph (homo dan graph) adalah kata yang penulisannya sama namun pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh :
-          Andi memberi apel pada adiknya
-          Hari senin semua civitas akademika SMP suaka alam mengadakan apel pagi.
Ingat!, bahwa homograph adalah dua kata yang mempunya kesamaan dalam tulisan, bukan kesamaan ucapan. Kata apel pada kalimat pertama mempunyai makna buah-buahan. Sedangkan kata apel pada kalimat kedua mempunyai makna upacara.
Polisemi adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu, karena banyaknya komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Contoh kata kepala, “kepala” mempunyai arti yang banyak tergantung bagaimana susunan kalimatnya.
Contoh :
-          Tiga hari lagi jokowi akan dilantik menjadi kepala negara (pimpinan)
-          Terbentur dinding, kepala seno benjol (bagian tubuh manusia).
Hipernim dan hiponim
Hipernim adalah kata yang bermakna umum (kata yang mewakili kata hiponim), sedangkan hiponim adalah kata yang bermakna khusus (kata yang diwakili oleh hipernim).
Contoh hipernim : hantu
Contoh hiponim : pocong, kuntilanak, kolongwewe dll.
Contoh hipernim : buah
Contoh hiponim : jeruk, apel, jambu, durian dll.
Meronim dan holonim                                                                    
Meronim adalah bagian atau anggota penyusun sesuatu, sedangkan holonim adalah bagian lebih besar yang disusun oleh meronim.
Contoh : kornea (meronim) merupakan bagian penyusun mata (holonim).
Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata.
Contoh:
  1. Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.
  2. Mobil diganti dengan Kijang.
Terapan dalam kalimat :
  1. Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
  2. Kakak pergi naik Kijang hijau.
Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota.
Paronim adalah kata yang berasal dari bahasa lain, contoh kata paham, berasal dari kata bahasa arab fahm yang berarti mengerti secara gamblang.