Senin, 23 Februari 2015

"Bulldozer" Rapuh



Secara umum organisasi dikenal sebagai perkumpulan orang-orang yang mempunyai aktivitas tertentu, kegiatan tertentu, serta mempunyai prosedur yang jelas. eksis sejak masa penjajahan belanda, dimulai dari berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai pelopornya, organisasi muncul sebagai simbol kekuatan pribumi, simbol harapan pribumi, dan juga simbol semangat perjuangan masyarakat pribumi untuk mengusir para penjajah dari muka bumi nusantara. Lonceng genderang perang yang dibunyikan oleh para aktivis Boedi Oetomo terdengar oleh seluruh pemuda pribumi yang rindu akan kemerdekaan, kemudian bermunculanlah organisasi-organisasi yang sengaja didirikan oleh pemuda pribumi, yang tidak lain tujuannya ialah membebaskan rakyat pribumi dari pedihnya penindasan kolonial belanda. Sarekat Islam (SI), Indische Partij, ISDV, Muhammadiyyah muncul sebagai organisasi sekawan Boedi Oetomo yang bergerak dibidang yang berbeda namun tujuannya tetap sama. Puncaknya dari semua upaya ini ialah berkumpulnya pemuda-pemuda dari seluruh pelosok nusantara yang bertekad untuk selalu bersatu padu mengusir penjajah. Hingga menelurkan langkah konkretnya lewat sumpah pemuda dan diikrarkan oleh seluruh pemuda nusantara pada tanggal 28 Oktober 1928. Dari situlah pemuda Indonesia bahu membahu berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah demi mendapatkan kemerdekaan sejati. Perjuangan para pemuda Indonesia ahirnya mencapai garis finalnya saat presiden pertama Indonesia memproklamirkan Indonesia sebagai Negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, yang mana momen ini menjadi saat-saat yang menggembirakan bagi rakyat Indonesia seluruhnya.
Secara definitif organisasi dipahami sebagai sekumpulan orang yang mempunyai visi, misi, dan tujuan yang sama, yang diakui secara legal, ditandai dengan adanya AD/ART yang mengaturnya. Pada tahun 1965, organisasi mahasiswa berperan penting dalam penggulingan rezim Orde Lama yang dbantu oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). dan berperan penting juga dalam penggulingan rezim Orde Baru yang dikenal otoriter dalam kekuasaanya pada tahun 1998. Inilah gambaran organisasi pada beberapa dekade yang lalu, dikenal sangat kritis, berani, berkualitas, serta berwawasan luas, Hingga membuat para penguasa merinding ketika mendengarkan teriakannya.
Ada hal yang sangat mencolok ketika kita membicarakan perbedaan organisasi mahasiswa sekarang dan jaman dulu, Hal yang sangat mencolok itu bisa kita lihat dari proses pengkaderan. Menurut persepsi penulis, proses pengkaderan yang dilakukan oleh para pegiat organisasi mahasiswa jaman dulu lebih menekankan pada penanaman mengenai hakikat sebuah organisasi, yaitu sebagai media aktualisasi para pegiat yang bernaung di dalamnya. artinya para pengkader benar-benar menanamkan nilai-nilai ke-organisasiannya dalam hal ini, jelas itu dikarenakan dengan dilakukannya upaya pengkaderan seperti di atas mampu membenahi paradigma dan orientasi para anggota barunya. Setelah hal tersebut dilakukan dengan tuntas barulah proses pengkaderan masuk dalam ranah selanjutnya yaitu pendidikan dasar, inilah gerbang utama menuju status keanggotaan yang sah dalam sebuah organisasi, setelah dilakukan verifikasi terlebih dahulu.
Sebenarnya organisasi dikenal sebagai bulldozer, yang mampu meruntuhkan bangunan yang kokoh. Organisasi menjelma sebagai bulldozer karena dihuni oleh para kader yang kuat dalam berpikir kritis, kuat dalam membaca kondisi, kuat dalam wawasan keilmuannya, kuat dalam menyuarakan keadilan, kuat dalam keberpihakannya akan kebenaran,serta kuat persekawanannya, sehingga sekokoh apapun bangunan ketidakbenaran dan ketidakadilan pasti akan runtuh dan hancur. Ini Cuma gambaran organisasi pada zaman pra reformasi, jadi untuk para pejabat yang sedang berkuasa hari ini, jangan takut. Karena organisasi pada hari ini tidak lagi menjelma sebagai Bulldozer kuat dan gagah, tetapi bulldozer rapuh. mungkin alasan usia menjadi faktor utama hilangnya kekuatan dan kegagahan tersebut. “bulldozer” pada hari ini sudah berkarat dan rentan rusak, bahkan tidak layak pakai. Selain faktor utama, ada faktor yang lain yang menjadikannya tidak layak pakai, yakni mesinnya sudah mati, inilah yang terparah. Bagaimana mungkin sebuah bulldozer bisa menjalankan fungsinya kalau seperti itu.
Ketika kita melihat fakta yang terjadi hari ini, rasanya begitu miris. Organisasi memang sebuah hal yang positif, terlebih pada hari ini banyak dari mahasiswa maupun para pemuda penerus bangsa yang bergabung. Namun ketika mereka tidak bisa menjalankan sebuah organisasi, maka apa jadinya Negara ini kalau nantinya dipimpin para pemuda-pemuda yang seperti itu. Menjalankan organisasi yang kecil dan tidak seberapa saja mereka sudah banyak merengek, apalagi organisasi yang skalanya lebih besar, bahkan benar-benar besar yakni sebuah Negara. Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dalam sebuah pidatonya berkata; “berikan aku sepuluh pemuda, kelak akan ku guncangkan dunia”. sepuluh pemuda itu yang punya kemauan kuat dan mau untuk dikader, bukan mereka yang merengek seperti bayi minta makan.

0 komentar:

Posting Komentar