Secara umum organisasi dikenal sebagai perkumpulan orang-orang
yang mempunyai aktivitas tertentu, kegiatan tertentu, serta mempunyai prosedur
yang jelas. eksis sejak masa penjajahan belanda, dimulai dari berdirinya Boedi
Oetomo pada tahun 1908 sebagai pelopornya, organisasi muncul sebagai simbol
kekuatan pribumi, simbol harapan pribumi, dan juga simbol semangat perjuangan
masyarakat pribumi untuk mengusir para penjajah dari muka bumi nusantara.
Lonceng genderang perang yang dibunyikan oleh para aktivis Boedi Oetomo
terdengar oleh seluruh pemuda pribumi yang rindu akan kemerdekaan, kemudian
bermunculanlah organisasi-organisasi yang sengaja didirikan oleh pemuda
pribumi, yang tidak lain tujuannya ialah membebaskan rakyat pribumi dari
pedihnya penindasan kolonial belanda. Sarekat Islam (SI), Indische Partij,
ISDV, Muhammadiyyah muncul sebagai organisasi sekawan Boedi Oetomo yang
bergerak dibidang yang berbeda namun tujuannya tetap sama. Puncaknya dari semua
upaya ini ialah berkumpulnya pemuda-pemuda dari seluruh pelosok nusantara yang
bertekad untuk selalu bersatu padu mengusir penjajah. Hingga menelurkan langkah
konkretnya lewat sumpah pemuda dan diikrarkan oleh seluruh pemuda nusantara
pada tanggal 28 Oktober 1928. Dari situlah pemuda Indonesia bahu membahu
berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah demi mendapatkan
kemerdekaan sejati. Perjuangan para pemuda Indonesia ahirnya mencapai garis
finalnya saat presiden pertama Indonesia memproklamirkan Indonesia sebagai
Negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, yang mana momen ini menjadi
saat-saat yang menggembirakan bagi rakyat Indonesia seluruhnya.
Secara definitif organisasi dipahami sebagai sekumpulan
orang yang mempunyai visi, misi, dan tujuan yang sama, yang diakui secara
legal, ditandai dengan adanya AD/ART yang mengaturnya. Pada tahun 1965,
organisasi mahasiswa berperan penting dalam penggulingan rezim Orde Lama yang
dbantu oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). dan berperan penting
juga dalam penggulingan rezim Orde Baru yang dikenal otoriter dalam kekuasaanya
pada tahun 1998. Inilah gambaran organisasi pada beberapa dekade yang lalu,
dikenal sangat kritis, berani, berkualitas, serta berwawasan luas, Hingga
membuat para penguasa merinding ketika mendengarkan teriakannya.
Ada hal yang sangat mencolok ketika kita membicarakan perbedaan
organisasi mahasiswa sekarang dan jaman dulu, Hal yang sangat mencolok itu bisa
kita lihat dari proses pengkaderan. Menurut persepsi penulis, proses
pengkaderan yang dilakukan oleh para pegiat organisasi mahasiswa jaman dulu
lebih menekankan pada penanaman mengenai hakikat sebuah organisasi, yaitu
sebagai media aktualisasi para pegiat yang bernaung di dalamnya. artinya para
pengkader benar-benar menanamkan nilai-nilai ke-organisasiannya dalam hal ini,
jelas itu dikarenakan dengan dilakukannya upaya pengkaderan seperti di atas
mampu membenahi paradigma dan orientasi para anggota barunya. Setelah hal
tersebut dilakukan dengan tuntas barulah proses pengkaderan masuk dalam ranah
selanjutnya yaitu pendidikan dasar, inilah gerbang utama menuju status keanggotaan
yang sah dalam sebuah organisasi, setelah dilakukan verifikasi terlebih dahulu.
Sebenarnya organisasi dikenal sebagai bulldozer, yang mampu meruntuhkan bangunan yang kokoh. Organisasi
menjelma sebagai bulldozer karena
dihuni oleh para kader yang kuat dalam berpikir kritis, kuat dalam membaca
kondisi, kuat dalam wawasan keilmuannya, kuat dalam menyuarakan keadilan, kuat
dalam keberpihakannya akan kebenaran,serta kuat persekawanannya, sehingga
sekokoh apapun bangunan ketidakbenaran dan ketidakadilan pasti akan runtuh dan
hancur. Ini Cuma gambaran organisasi pada zaman pra reformasi, jadi untuk para
pejabat yang sedang berkuasa hari ini, jangan takut. Karena organisasi pada
hari ini tidak lagi menjelma sebagai Bulldozer
kuat dan gagah, tetapi bulldozer rapuh.
mungkin alasan usia menjadi faktor utama hilangnya kekuatan dan kegagahan
tersebut. “bulldozer” pada hari ini
sudah berkarat dan rentan rusak, bahkan tidak layak pakai. Selain faktor utama,
ada faktor yang lain yang menjadikannya tidak layak pakai, yakni mesinnya sudah
mati, inilah yang terparah. Bagaimana mungkin sebuah bulldozer bisa menjalankan fungsinya kalau seperti itu.
Ketika kita melihat fakta yang terjadi hari ini, rasanya
begitu miris. Organisasi memang sebuah hal yang positif, terlebih pada hari ini
banyak dari mahasiswa maupun para pemuda penerus bangsa yang bergabung. Namun ketika
mereka tidak bisa menjalankan sebuah organisasi, maka apa jadinya Negara ini
kalau nantinya dipimpin para pemuda-pemuda yang seperti itu. Menjalankan organisasi
yang kecil dan tidak seberapa saja mereka sudah banyak merengek, apalagi
organisasi yang skalanya lebih besar, bahkan benar-benar besar yakni sebuah Negara.
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dalam sebuah pidatonya berkata; “berikan
aku sepuluh pemuda, kelak akan ku guncangkan dunia”. sepuluh pemuda itu yang
punya kemauan kuat dan mau untuk dikader, bukan mereka yang merengek seperti
bayi minta makan.
0 komentar:
Posting Komentar